Pembuat film Lalange Snow, nampaknya ingin berusaha menunjukkan kepada kita betapa ngerinya sebuah peperangan melalui film berjudul 'We Are Not Dead.'
Dia mewawancarai 14 anggota Batalyon 1 Resimen Kerajaan Skotlandia, sebelum mereka dikirim ke Afghanistan, tiga bulan sesudahnya, dan tepat setelah mereka kembali ke rumah. Proyek ini bertujuan untuk menunjukkan kepada kita, betapa efek perang sangat menghancurkan pikiran dan tubuh seseorang.
Banyak yang mengalami depresi, menjadi pecandu alkohol, bahkan melakukan bunuh diri, karena tidak mampu mengatasi konsekuensi mengerikan yang ditimbulkan oleh perang terhadap mereka.
Tentara-tentara tersebut pesimis bisa kembali ke rumah, bahkan mereka tidak yakin akan mendapat kesempatan untuk melihat keluarga dan kekasih mereka kembali.
Penderitaan dan kematian yang mereka lihat setiap hari, membuat mereka semakin mengalami krisis emosional. Perjuangan emosional secara terus-menerus menghasilkan tekanan mental yang parah, dan emosi yang tidak stabil harus mampu mereka atasi.
Hari-hari mereka dipenuhi dengan rasa tidak aman karena trauma yang mereka alami. Mereka hidup dalam kesendirian, ingin kembali ke rumah, mengalami kekerasan dan cedera, serta banyak gangguan berat dan kesusahan lainnya.
Akibatnya, banyak prajurit menderita gangguan stres pasca-trauma, yang ditandai dengan gejala seperti mimpi buruk, mudah marah, sulit tidur dan kesulitan berkonsentrasi.
Foto-foto berikut menunjukkan perubahan fisik prajurit sebelum, selama dan sesudah perang. Sebelum perang, Anda akan melihat kegugupan dan ketidakpastian pada prajurit di foto pertama, yang kedua menunjukkan bagaimana rasanya menjadi seorang prajurit di Afghanistan setelah menyaksikan situasi di sana. Foto-foto terakhir terlihat membingungkan, karena Anda akan melihat penyesalan, ketakutan dan kehancuran di mata mereka.
Dalam wawancara pertamanya dengan Chris MacGregor, 24, salah satu tentara yang diwawancarai, mengatakan bahwa ia sudah berpikir akan kehilangan keluarga dan anjingnya. Ia juga mengatakan, dia berharap tidak mengalami skenario terburuk.
Dalam wawancara keduanya, dia mengaku kesulitan berada jauh dari rumah. Dia mengatakan sangat sedih jika mendengar berita kematian tentara atau keluarganya. Dan berita seperti itu, menyakitinya setiap saat.
Setelah dikirim pulang ke rumah karena cedera lutut, masalah belum berhenti di situ. Ia memiliki masalah dengan manajemen kemarahan, kemudian ia mencoba untuk berjalan-jalan dengan anjingnya untuk melepaskan ketegangan.
Hal pertama yang dia lakukan setelah pulang, selain memeluk dan mencium orang-orang terdekatnya adalah berjalan-jalan dengan anjing peliharaannya. Dan dia berjalan bermil-mil, tidak peduli ke mana dia melangkah. Berikut beberapa foto prajurit sebelum, selama, dan setelah pulang dari perang.
14 Tentara Difoto Sebelum, Selama dan Setelah Perang, Hasilnya?
Reviewed by Cherry Lalala
on
April 20, 2019
Rating:
Tidak ada komentar: