Orang utan. |
Buldoser dapat mengubah hutan hujan menjadi gurun dalam beberapa hari. Saat ini, berbagai teknologi canggih dapat melakukan keajaiban, tetapi keajaiban ini tidak selalu baik untuk lingkungan. Dan orang utan yang diketahui sedang hamil ini turut merasakannya.
Boon Mee, nama orang utan tersebut, duduk di pohon dan tidak dapat mencari makanan, karena buldoser telah menghancurkan rumahnya.
Banyak orang utan mengalami nasib yang sama di Indonesia. Primata dibiarkan tanpa habitat tropis mereka di Kalimantan dan Sumatera. Sayangnya, industri kelapa sawit lebih penting daripada kehidupan orang utan. Ratusan kera diketahui terbunuh setiap tahun.
Tetapi, Boon-Mee beruntung. Seorang pemilik perkebunan yang juga menjadi bagian dari kelompok konservasi, melaporkan hal ini pada International Animal Rescue. Setelah tiba, mereka menemukan Boon-Mee dan teman-temannya. Untungnya, Boon-Mee masih bertahan, saat itu ia masih bergantung di pohon.
Pejabat IAR, Lis Key, merasa senang karena pemilik perkebunan mau melaporkan hal ini. Boon-Mee bisa saja terbunuh jika dibiarkan begitu saja, tetapi sekarang ia memiliki kesempatan untuk hidup lebih baik. Orang utan tidak dapat turun dari pohon, dan penyelamat terpaksa harus menembaknya dengan obat penenang.
Setelah sadar, tim penyelamat akan melepaskan mereka lagi ke alam liar. Sayangnya, primata lain tidak seberuntung Boon-Mee dan teman-temannya. Menurut data statistik, ada 40 ribu orang utan di alam liar. Sepuluh tahun yang lalu, ada 60 ribu.
Lalu, apa yang menyebabkan penurunan ini? Tentu saja industri kelapa sawit. Minyak kelapa sawit ditambahkan ke dalam makanan olahan, dan sekarang digunakan sebagai bahan bakar nabati serta bahan dasar dalam kosmetik. Karena, kelapa sawit bisa menjadi alternatif yang lebih murah daripada produk lain. Pada label produk, minyak kelapa sawit ditandai sebagai minyak nabati, dan sayangnya banyak orang tidak menyadarinya.
Sedih, Orang Utan Hamil Memegang Erat Pohon saat Hutan Dihancurkan
Reviewed by Cherry Lalala
on
Juni 23, 2019
Rating:
Tidak ada komentar: